Thursday, November 26, 2009

Story about the Apple Tree


Suatu ketika, hiduplah sebatang pohon apel besar dan anak lelaki yang senang bermain-main di bawah pohon apel itu setiap harinya. Ia senang memanjatnya hingga ke pucuk pohon, memakan buahnya, tidur-tiduran di keteduhan rindang daun-daunnya, anak lelaki itu sangat mencintai pohon apel itu, demikian juga dengan pohon apel yangg sangat mencintai anak lelaki itu.

Waktu terus berlalu,,
anak lelaki itu kini tumbuh dewasa dan tidak lagi bermain-main dengan pohon apel itu setiap harinya..'

Suatu hari anak itu mendatangi pohon apel.. wajahnya tampak sedih

"Ayo kesini bermain-main lagi dengan ku", pinta pohon apel itu.

"Aku bukan anak kecil lagi!!!" jwb anak lelaki itu, "Aku ingin sekali memiliki mainan, tapi aku tak punya uang untuk membelinya".

Pohon apel itu menyahut,
"Duuhh.. maaf aku pun tak punya uang untuk membelinya. tapi kau boleh mengambil semua buah apel ku dan menjualnya, kau bisa mendapatkan uang untuk memebeli mainan kegemaranmu.."

Anak lelaki itu sangat senang, kemudian mulai memetik semua buah apel yang ada di pohon dan pergi dengan penuh suka cita.
Namun setelah itu anak lelaki itu tak pernah dtg lagi, pohon apel itu kembali menjadi sedih..

Suatu hari anak lelaki itu datang lagi. Pohon apel sangat senang melihatnya datang..
"Ayo bermain-main dengan ku lagi", kata pohon apel.

"Aku tak punya waktu!" jwb anak lelaki itu, "Aku harus bekerja untuk keluargaku, kami membutuhkan rumah untuk tempat tinggal , maukah kau menolongku?"

"Duuhh .. maaf aku pun tak punya rumah, tetapi kau boleh menebang semua dahan rantingku untuk membangun rumahmu", kata pohon apel.

Kemudian anak lelaki itu menebang semua dahan ranting pohon apel lalu pergi dengan gembira, pohon apel itu juga bahagia melihat anak kecil itu senang.
Tetapi anak lelaki itu tak pernah kembali lagi. Pohon apel itu merasa sangat kesepian dan sedih..

Pada suatu musim panas, anak lelaki itu datangg lagi, pohon apel merasa sangat senang bersuka cita menyambutnya,
"ayo bermain-main lagi dengan ku", kata pohon apel.

"Aku sedih", kata anak lelaki itu. "Aku sudah tua, aku mau hidup tenang, aku ingin pergi berlibur dan berlayar. Maukah kau memberi ku sebuah kapal untuk pesiar?"

"Duuhh.. maaf aku tak punya kapal, tapi kau boleh memotong batang tubuhku dan menggunakannya untuk membuat kapal yang kau mau, pergilah berlayar dan bersenang-senang".

Kemudian anak lelaki itu memotong batang pohon apel itu dan membuat kapal yang diidamkannya, ia lalu pergi berlayar dan tak datang lagi ke pohon apel itu.

Hingga akhirnya anak lelaki itu datang lagi setelah bertahun-tahun kemudian.

"Maaf anakku aku sudah tak punya buah apel lagi untukmu", kata pohon apel.

"Tak apa , aku pun sudah tak memiliki gigi untuk menggigit buahmu", jawab anak lelaki itu.

"Aku juga tak punya batang dan dahan yg bisa kau panjat", kata pohon apel.

"Sekarang aku sudah terlalu tua untuk itu", jawab anak lelaki itu.

"Aku benar-benar tak memiliki apa-apa lagi yang bisa aku berikan padamu. Yang tersisa hanyalah akar-akar ku yg sudah tua da sekarat ini", kata pohon apel sambil menitikkan air mata nya.

"Aku tak memerlukan apa-apa lagi sekarang", kata anak lelaki itu, "Aku hanya membutuhkan tempat untuk beristirahat, aku sangat lelah karena telah sekian lama meninggalkanmu,, oohh bagus sekali .. tahukah kau akar-akar pohon tua adalah tempat terbaik untuk berbaring dan beristirahat."

"Mari.. Marilah berbaring di pelukan akar-akar ku dan beristirahatlah dgn tenang", jawab pohon apel.

Kemudian anak lelaki itu berbaring di pelukan akar2 phon.

POHON APEL ITU SANGAT GEMBIRA DAN TERSENYUM SAMBIL MENITIKKAN AIR MATANYA 


teman-teman pohon apel itu adalah orang tua kita, ketika kecil kita senang bermain-main dengan ayah ibu kita. Namun, ketika kita tumbuh dewasa kita meninggalkan mereka dan hanya datang ketika kita memerlukan sesuatu atau dalam kesulitan. Tak peduli apapun, orang tua kita akan selalu ada disana untuk memberikan apa yang bisa mereka berikan untuk membuat kita bahagia. Mungkin kalian berfikir anak lelaki itu telah bertindak sgt kasar terhadap pohon apel itu, tetapi tanpa kita sadari, sebenarnya begitulah cara kita memperlakukan orang tua kita...

"mama,,papa,, maafin aku...I always love u,, mama,,papa,,"

No comments:

Post a Comment