Sunday, March 11, 2012

Cinta Segitiga


Semalam, dalam waktu yang hampir berdekatan, berturut-turut saya di telfon oleh dua orang teman yang bisa dibilang dalam keadaan tidak baik, dan dengan kisah yang panjang.
Kenapa tidak baik? Karena mereka menelfon dengan berbagai fikiran-fikiran yang mengganggu konsentrasinya, dari masalah pekerjaan, keuangan yang menipis, hingga masalah cintanya yang bagaikan benang kusut.
Dalam tulisan saya kali ini, saya akan angkat permasalahan cintanya sebagai topik disini.
Kenapa cinta,Bukankah itu terlalu klise untuk dijadikan suatu pembahasan?
Ya permasalahan cinta memang terlalu klise, tapi tidak akan pernah habis dan hilang sebagai omongan. Karena hal yang klise ini akan selalu mendatangi dalam kehidupan manusia. Itu menurut pemikiran saya.

Dua teman saya ini sedang bingung„ mereka sedang terjebak dalam yang namanya cinta segitiga. Lagi-lagi klise ya, sinetron banget.
Tapi tidak bagi kedua teman saya ini, ini untuk pertama kalinya dalam hidup mereka terjebak dengan belenggu cinta segitiga. Dan kini mereka bingung..
Ketika mereke bingung, sayapun jadi ikut bingung..
Bagaimana saya tidak bingung, dalam satu malam saya mendengarkan cerita panjang kali lebar dengan dua pelaku cinta segitiga, dengan episode yang sama.
Atau singkat kata, dua teman saya itu adalah orang yang terlibat dalam kisah yang sama. Simpelnya, yang perempuan curhatnya ke saya, yang laki-lakinya curhatnya ke saya juga. Saya jadi bagaikan penonton dalam sebuah bioskop yang sedang memutar film cinta segitiga. Hmfffff….
Kisah ini bermula dari persahabatan keduanya. Mereka sama-sama nyaman untuk menjadi teman dekat, memiliki sifat yang hampir sama, masalah yang setipe, dan rasa seru ketika sedang saling bercanda.
Intinya, mereka klop sebagai sahabat.
Namun, persahabatan mereka yang indah kian berubah dan berangsur menjadi kemelut ketika rasa cinta menghampiri mereka berdua..
Bagaimana tidak jadi kemelut.. Ketika yang wanita menawarkan persahabatan, ternyata yang pria malah mulai menawarkan rasa. Sang wanita yang sebenarnya merasa nyaman dan klop dengan si pria, mencoba untuk menepis rasa dari si pria, dan juga mencoba menepis rasa yang ternyata ada juga sedikit di dalam hati si wanita.
Si pria tetap menawarkan cinta, terselubung, tertutupi topeng persahabatan„ dan si wanita mulai menikmati kejanggalan itu.
Pada akhirnya, dalam suatu moment, jadilah mereka klop saling suka. Bahasa anak sekarang, dari ‘temen jadi demen’.
Gelagat mereka berdua memang mulai aneh, pandangan mereka berdua pun mulai aneh. Mereka berdua memiliki chemistry tersendiri yang tidak dimengerti oleh orang lain.
Rasa nyaman dan klop yang berubah jadi rasa suka, bahkan sayang, kini kian menjadi. Hampir bisa dibilang mereka bahkan saling ketergantungan.
Tiada hari tanpa komunikasi dan pembicaraan antar mereka berdua, dari pembicaraan yang ringan, hingga masalah serius.
Kawan yang lainnya, termasuk saya, sebenarnya sudah mencurigai kedekatan mereka berdua. Tapi kami semua tutup mata tutup telinga, karena kalau soal rasa, itu terlalu sensitive. Yahh meskipun pada akhirnya mereka berdua curhat ke saya tentang hal itu, dan itu membuat saya ikut-ikutan bingung. Padahal di saat yang sama, saya sendiri juga lagi pusing dengan masalah percintaan saya sendiri..ckckck…
Sebenarnya, menurut pandangan saya pribadi, yang namanya jatuh cinta sama sahabat sendiri itu sudahlah suatu kesalahan. Mungkin karena saya tipe orang yang memiliki konsep bahwa antara sahabat dan percintaan adalah suatu hal yang harus dipisahkan.
Tapi, ternyata permasalahan mereka tidak cukup sampai disini. Bukan hanya dari ‘temen jadi demen’, ternyata yang paling memberatkan dan sangat fatal adalah, si pria ternyata memiliki kekasih.
Hmffff… Saya sendiri cenderung underestimate dengan orang-orang yang bisa-bisanya menyukai orang lain, bahkan sayang, diwaktu dirinya sudah memiliki kekasih. Gimana coba perasaan sang pacar kalo misalkan tau ada yg ga beres sama hati si pria?
Katanya punya pacar, tapi kok sayang juga sama orang lain. Bahh„ pacar macam apa tuh yang seperti itu.
Lalu teman saya yang wanita, kok bisa-bisanya sayang sama pria yang konotasinya sudah memiliki gandengan. Duhh„ sehebat apa sih si pria sampai menendang jauh-jauh logika si wanita untuk tetap bertahan mencintai si pria meskipun si pria menduakan hatinya.. Bahkan si wanita di gantungkan statusnya. Rancu antara teman atau lebih dari itu.
Yahh dan malam itu, mereka bagaikan dua manusia yang nelangsa. Seperti itik yang kehilangan induknya, tidak tahu arah mana yang akan dituju.
Kondisinya, si pria bingung„ mau pilih yang mana. Apakah kekasihnya yang katanya hubungannya sudah tidak sehat itu, ataukah dengan wanita yang chemistry nya klop dengannya.
Sedangkan si wanita, dia bingung, apakah harus bertahan dengan keadaan dimana dia harus menunggu si pria yang katanya sudah bilang sayang itu, ataukah harus mundur karena perasaannya digantungkan dan bahkan si pria tidak tegas memilih yang mana. Lagipula, helooo masih banyak kalii pria mapan, tampan, rupawan, saleh, dll yang masih sendiri, yang bukannya pacarnya orang lain.
*asli saya gemes sama mereka berdua*
Oh iya,lalu bagaimana dengan saya? Saya bingung kuadrat, saudara-saudara. Karena saya dikelilingi wanita dan pria bingung.
Yang saya tahu, kalau hubungan sudah tidak sehat, untuk apa dipertahankan? Toh itu akan hanya menjadi bom waktu untuk si pria dan pasangannya. Apalagi keributan sudah menjadi menu harian si pria dan pasangannya. Tapi saya nggak tahu pasti sih seberapa masalahkah hubungan si pria dengan kekasihnya itu.
Untuk si wanita, untuk apa menunggu sesuatu yang tidak pasti? Kalau memang dia memilih si wanita, tentu si pria tidak akan membutuhkan waktu lama untuk berfikir. Toh kalaupun si pria itu akhirnya memilih si wanita, bisa diyakinkan ga sih kalau si pria tidak akan mengulangi kesalahan yang sama? (menyukai wanita lain saat sudah punya pacar). Yahh meskipun sebenarnya yang saya lihat sih, kedua teman saya ini saling menyayangi dengan tulus,karena rasa yang mereka rasa timbul karena adanya kesamaan, pengertian, perhatian, dan simpati… Katanya sih gitu.
Entahlah„ saya disini lagi-lagi menegaskan fungsi saya hanya sebagai penonton. Saya tidak mau terlalu memasuki urusan romansa mereka. Pusing juga saya dicekokin romansa mereka berdua begitu. Bijaksananya, mereka kan sudah sama-sama dewasa. Sudah tau mana yang baik dan buruk, dan sudah bisa menilai suatu resiko.
Jadi, saya sebagai sahabat yang baik untuk keduanya, saya cuma berdoa yang terbaik untuk mereka berdua. Semoga mereka bisa membuat keputusan mau dibawa kemana hubungan mereka berdua itu.
Pastinya, saya yakin kok, Allah SWT memiliki rencananya sendiri, dan rencanaNYA itu pasti indah. Jadi, apapun yang bakalan terjadi dengan mereka berdua, tentu itu sudah kehendak Allah SWT.
Tenang saja kedua sahabatku, lapangkan dan ikhlaskan hati kalian dalam menghadapi labirin cinta ini, dan pastikan kalian berdua tau, jodoh itu ga akan kemana. Jodoh itu udah diatur dari jauh-jauh sama Allah.. Jadi kalau memang jodoh ya pasti suatu saat dipertemukan lagi diwaktu yang tepat. Tapi kalaupun bukan jodoh, positive thingking aja berarti ada pasangan yang lebih-lebih pantas untuk kalian berdua. Ok? :)
*Semangat untuk kalian :D