Monday, March 31, 2014

April dan Hari-hari Penuh Perjuangan

Hello April... My the most favorite month...

Bulan yang selalu mengingatkan saya,, bahwa ada perempuan tangguh yang pernah berjuang dan bertahan hidup mati untuk kehidupan perempuan lainnya di pertengahan bulan April ketika itu..

Dia, malaikat tanpa sayap, yang memiliki tutur kata yang terkadang pedas, namun ketulusannya selalu hadir menyertai..

Tiga bulan lamanya ia terbaring dalam ruang putih penuh selang, dalam pengawasan para ahli yang mengkhususkan kemampuan intelegensinya dalam kesehatan...

Demi gadis kecil,, yang keras kepala yang tidak mau menunggu hingga sembilan bulan untuk melihat dunia..
Demi gadis kecil,, yang mungkin ketika itu hampir tiada...

April,, please be nice... :)

Tuesday, March 11, 2014

BILA FISIK YANG SELALU KALIAN JADIKAN PATOKAN, BAGAIMANA KALIAN BISA MENCINTAI TUHAN YANG FISIKNYA TAK KELIHATAN?

Halooo semuanya..
Pembahasan saya di blog kali ini mungkin bisa dibilang agak nyinyir. Tapi terserah nanti kalian beranggapan apa, yang pasti saya sebenarnya gerah banget mau menulis topik pembicaraan ini sejak dari kapan tau.

Well, sebelum-sebelumnya mohon maaf apabila ada yang merasa tersinggung dengan pembicaraan saya, tulisan saya ini tidak me-subjekan orang tertentu ya :).
Ini hanya gambaran secara umum yang saya lihat di beberapa kelompok masyarakat.

Anyway, saya akan mulai pembahasannya.

Semakin kemari, social media bukanlah hal yang asing lagi di benak kita, apalagi diantara kalangan remaja dan young adult, social media sepertinya sudah menjadi bagian hidup mereka. Facebook, twitter, instagram, path, dan sejenisnya, tentu kalian pun punya akun tersebut, bukan? :)

Begitu maraknya social media dikeseharian kita, membuat mereka yang memiliki bakat narsis kini bisa eksis. Sebut saja istilah "Selfie", tentu kalian pun sudah tidak asing lagi dengan istilah tersebut.

Ya, selfie adalah istilah lain dari self portrait (foto close-up) yang digunakan para social sharer. Mereka memotret diri mereka sendiri, baik dengan kamera handphone yang mereka arahkan sendiri, atau direfleksikan dari cermin, dan bahkan dengan bantuan tongsis (tongkat narsis) dan tombolnya. Intinya menampakan foto mereka sendiri yang mungkin sedang baru bangun tidur, akan tidur, sedang hangout disuatu tempat, ataupun hanya untuk menunjukan padanan baju yang dipakainya hari ini (biasa diistilahkan ootd).

Sampai disini, saya tidak mempermasalahkan dengan menjamurnya social media dan semakin banyaknya social sharer yang menampilkan foto selfienya.

Yang membuat saya agak jengah adalah efek selfie tersebut untuk beberapa bagian orang, mungkin lebih ke orang yang kurang bersyukur kali ya, yaitu,
"SEMAKIN MENINGKATNYA KESENJANGAN TAMPILAN FISIK SESEORANG".

Ga paham ya?

Jadi, maksudnya gini loh,
Dengan semakin banyaknya orang selfie dan di share, semakin banyak pula komentar-komentar dari teman-teman mereka tentang fisik mereka.

misalnya;

"Cantiknyaaa.."

"Ya ampun itu kok pipi lo gendutan?"

"Sumpah pingin banget sekurus lo"

"Hahaha kok dihidung lo jadi jerawatan gitu sih?"

"Aakk badanmu bagus banget. Envy.."

"Ganteng lo disini, haha"

"Itu perut atau karung beras? ups"

"Tungkai kaki lo kurus bener dah"

"Wih muka lo bersih bangett"

"Wah lo putih banget,, pakai perawatan apa?

"Gendooot"

"Haha lo bantet bener di foto ini"

dan lain sebagainya.........

NAH bisa dibayangkan kan bagaimana efek kelanjutan yang terjadi untuk si pemilik foto selfie, komentator, ataupun si silent reader yang cuma nyimak setelah membaca dan menyerapi komentar-komentar foto tersebut??

Disini, efek kelanjutannya saya pilah menjadi tiga kelompok.

Kelompok pertama, yaitu orang-orang yang tidak terlalu peduli dengan fisik seseorang bagaimana (TWO THUMBS buat orang-orang ini),
Ya, mereka tidak akan terpengaruh dengan KEKURANGAN pada orang lain ataupun dirinya. Umumnya orang-orang ini memiliki tingkat bersyukur lebih baik dari lainnya, dan lebih dapat MENGHARGAI ciptaan Tuhan bagaimanapun bentuknya.

Kelompok kedua adalah untuk mereka yang mendapat pujian atas foto mereka tentang fisik mereka yang dikaruniai memiliki fisik yang ok.
Mereka yang memiliki badan proporsional, kulit wajah dan tubuh bagus juga mulus, serta tinggi badan yang pas, tentu mereka akan semakin percaya diri, dan yakin dirinya rupawan. Ya wong mereka dapetnya bagus-bagusnya aja.

Kelompok ketiga adalah mereka dari kalangan minder dan pencemooh.
Bagi mereka yang fisiknya tidak se-hits kawannya, tentu akan muncul ketidak percayaan pada diri sendiri. Muncul lah rasa kurang mensyukuri dengan diri sendiri. Bahkan, ironisnya, mereka yang kita lihat sudah memiliki fisik yang ideal, masih saja mengeluh tentang apa yang ada pada dirinya. Mereka ini lah yang nama lainnya sebagai orang-orang yang kurang bersyukur akan karuniaNYA, kurang menghargai keragaman ciptaan Tuhan.

Sebut saja,,,

Yang hitam manis minder dan pingin kulitnya putih.
Yang kulitnya sudah putih banget minder ngerasa kulitnya pucat.
Yang kulitnya sedang merasa mukanya berminyak dan berjerawat.
Yang berbadan gemuk merasa tidak oke.
Yang berbadan agak gemuk, merasa kegemukan,
Yang berbadan sedang dan sudah bagus banget, kepingin langsing.
Yang sudah langsing, bete karena merasa pipinya terlalu cubby.
Yang kurus minder karena yang lainnya badannya pada proporsional
Yang pendek menjadi minder, yang ketinggian juga jadi minder.

Sudah diri sendiri menjadi minder, orang-orang kesayangannya yang ternyata masuk juga ke kelompok ketiga, pun juga membuatnya minder.

Misalnya (Ini hanya misalnya ya),
Ada yang diomeli sama Mamanya karena pas keundangan, baju anaknya sudah kesempitan karena agak menggemuk badannya.
Ada yang pacarnya berpangling sama perempuan lain karena si pacarnya ini kegemukan ataupun kekurusan
Ada yang adiknya terang-terangan ledekin kakaknya yang hitam banget
Ada yang temannya ngomentarin nyinyir karena mukanya jerawatan
Ada yang diolok-olok teman sebangkunya karena giginya tonggos

Dan masih banyak issue fisik lainnya yang sebetulnya sungguh sangat jahat dan menyedihkan kalau didengar

Yasalammm.... Semuanya menjadi rumit hanya karena issue fisik.

Sedih ya?

Lalu bagaimana dong solusinya? Harus membinasakan semua social media dan foto selfie, gitu? Ya enggak lah...

Yang harus diperbaiki adalah PANDANGAN kita akan fisik seseorang.

Please banget untuk para orangtua dan calon orangtua, untuk mengajari anak-anaknya sedini mungkin bahwa FISIK BUKAN SEGALANYA (noted juga untuk diri saya sendiri sebagai parents will be)
ajarkan bahwa semua ciptaan Allah itu harus dihargai, bukan dicemoohkan.
Keanekaragaman bentuk manusia yang berbeda-beda itu sangat indah dan membuat kaya, wahai kawan :).

Untuk kita-kita, yang sudah merasa dewasa ataupun beranjak dewasa, coba juga yuk belajar untuk bisa menghargai diri sendiri. Yaitu dengan mensyukuri karunia Tuhan akan bentuk fisik yang telah diciptakannya pada diri kita. Jangan minder karena hitam, gemuk, kurus, jerawatan, tonggos, pesek, dan lain sebagainya.

Begitu juga dengan kita memandang orang lain, hargai fisik orang lain dengan apa adanya dia, jangan dicemohkan, jangan dibilang "eh kamu kegemukan" atau "kamu kurus banget", bisa jadi itu menyakiti hatinya.
Mereka tidak bisa merequest untuk jadi mancung, putih, ataupun sebagainya,, Tuhan telah menciptakan mereka begitu adanya dengan segala pertimbangan-pertimbanganNYA. Hargailah itu.. :)

Well,, sekian dari saya,,intinyaa..

BILA FISIK YANG SELALU KALIAN JADIKAN PATOKAN, BAGAIMANA KALIAN BISA MENCINTAI TUHAN YANG FISIKNYA TAK KELIHATAN?

See you,, :D.