Sunday, January 19, 2014

Selamat Tidur Oma Sayang

Innalillahi wa innalillahi rodjiuun..

Minggu pagi, 19 Januari 2014, Oma ku tersayang, Siti Aisyah binti Sobirin, telah meninggal dunia diusia hampir 89 tahun, di kediamannya di Depok dalam keadaan yang sangat baik (tidak sedang sakit) dan sempurna, juga dengan dikelilingi anak, mantunya serta cucu-cucu dan cicitnya.
Oma meninggalkan 7 orang anak dan 3 orang menantu, 19 cucu dan 14 cucu mantu, serta 21 cicit.

Oma..

Kalau boleh bersyukur, aku sangat beruntung karena bisa merasakan kasih sayang nenek-nenekku hingga dewasa, baik nenek dari keluarga Papa (almarhumah Oma), dan nenek dari keluarga Mama (Mbah Ibu).
walaupun, kedua kakekku telah tiada sejak lama..
Mbah Ama meninggal ketika aku berusia 1 tahun, Opa meninggal ketika bahkan Papa belum bertemu Mama.

Jadi, aku tidak merasakan bagaimana rasanya memiliki Kakek.
Tetapi Alhamdulillah walau begitu, aku merasakan punya Nenek.
Merasakan menjadi salah satu cucu yang terdekat dengan Nenek-nenekku tsb.

Kalau boleh dibilang, aku termasuk salah satu cucu Oma yang cukup dekat dengan beliau.

Banyak kejadian-kejadian dan kebetulan-kebetulan dalam keluarga besar kami ini yang membuat aku semakin dekat dan mendapat tempat istimewa di hati Oma.
Salah satunya adalah karena Oma hanya memiliki 5 cucu perempuan.
Ya, diantara 19 cucu oma, hanya ada 5 orang cucu yang perempuan, dan aku salah satunya. Jadi bisa dibayangkankan bagaimana istimewanya kami para cucu perempuan di hati Oma.

Yang membuat istimewa lagi, sudah menjadi cucu perempuan, aku adalah anak dari anak kesayangannya Oma.
Papa ku adalah anak lelaki tertua dalam keluarganya, apalagi oma hanya punya 2 anak lelaki. Jadi, ini juga membuat aku menjadi salah satu cucu favoritnya juga.

Hari ini, satu persatu kenangan bersama oma tiba-tiba saja berkelibat di fikiranku.

Yah, mungkin karena masih dalam masa berkabung, sehingga masih terbayang-bayang tentang oma...

Masih keingat,
ketika aku kecil, aku menginap di rumah oma di Tebet...
Lalu waktu itu di pagi hari, ketika aku sedang bermain sepeda di halaman rumah oma, seperti biasa tukang jamu keliling mampir ke rumah oma menawarkan jamu.
Aku memesan beras kencur.
Ketika itu oma membawakan gelas untuk jamuku, bersamaan dengan mama Gadi (kakak papa) yang juga membawakan gelas untukku.
Namun aku lebih memilih gelas dari mama Gadi dibanding dari Oma. Oma agak cemberut, karena cucu kecilnya ini tidak memilih gelasnya.
Hihi.. lucu sekali kalau diingat-ingat..

Andai oma tau, saat itu aku memilih gelas dari mama Gadi karena gelasnya bergambar kartun kesukaanku. Sedangkan gelas Oma hanya gelas polos biasa.
Seharusnya aku menjelaskan hal ini ya ke oma sambil memeluk beliau, agar beliau tidak jealous, sedih dan cemberut.
Tapi dasar aku anaknya cuek, aku tidak kemukakan alasannya. Malah langsung meminum jamuku, lalu ngeloyor naik sepeda mengelilingi halaman rumah oma lagi..
Aahh oma... :')

Kejadian lainnya lagi adalah ketika aku remaja,,

Ketika itu, oma sempat tinggal sekitar 6 bulan'an di rumah Papa, dan dirumah beliau sedang tidak ada pembantu. Jadilah secara bergiliran Oma tinggal di rumah anak-anaknya berganti-gantian.

Oma tinggal berpindah-pindah di rumah anak-anaknya ini sudah mulai terjadi sejak aku SMA hingga beberapa bulan terakhir sebelum Oma pergi meninggalkan kami semua.
Karena kesehatan oma mulai menurun, yang dimulainya karena tidak sengaja terpeleset dikamar mandi.
Tetapi kalau ada pembantu, oma lebih suka tinggal di rumahnya sendiri.

Dari keberapa kalinya tinggal bersama oma, aku mengalami 3 hal kejadian yang mungkin tidak akan aku lupa..

Pertama, setiap Oma menceritakan masa lalunya, ketika kecil, ketika muda, dan betapa besarnya rasa sayang oma ke opa, juga betapa sayangnya opa ke oma.
Oma menceritakan ini ketika kami mau tidur, oma tidur denganku di kamarku, Oma terus bercerita hingga akhirnya aku tertidur.
Aku suka mendengar cerita-cerita masa lalu oma walau terkadang bosan juga karena ada beberapa cerita yang ia ceritakan berulang. Tetapi dengan mendengar cerita-ceritanya tersebut, terlebih tentang Opa, aku jadi merasa seperti kenal Opa.
Walaupun Opa sudah meninggal sebelum aku lahirpun, tetapi mendengar cerita-cerita Oma sedikit banyak membayar kerinduanku akan rasa sayang seorang Opa yang tidak pernah aku rasakan.

Kedua, ketika Oma menasihatiku dan untuk pertama kalinya memarahiku, karena aku yang beranjak remaja membentak mama di depan oma, karena aku sebal diomelin mama.
Oma ketika itu menasehatiku untuk tidak boleh membentak mama, jangan buat sedih mama.
Nasehatnya ini terucap lagi padaku di 2 hari sebelum kepergian oma yang diucapkan terputus-putus,,
"Nak (Papa dan Mama ku), jaga anakmu dhea ya.. Dhea, jangan membentak mama seperti dulu ya.. Nanti dosa."

Ketiga, ketika oma memberikan salah satu benda kesayangannya ketika aku dibangku SMA.
Aku tidak terlalu ingat pasti tahun berapa kejadiannya, ketika itu ia sedang menginap dan tidur denganku, tiba-tiba saja Oma memberikan benda tsb.
Tidak usah kujelaskan apa benda ini...
Yang pasti benda ini sangat oma sayangi dan sangat oma banggakan. Karena benda ini adalah peninggalan Opa untuk Oma.. Salah satu tanda cinta Opa ke Oma.
Ketika dikasih benda tersebut, aku kontan menolak. Aku kaget dan bingung. Rasanya aku tidak pantas mendapatkan benda seberharga itu, apalagi kata Oma ini pemberian Opa.
Tetapi ketika aku menolak berkali-kali karena merasa tidak enak dan merasa tidak pantas, Oma tau-tau berkata..
"Dhea, kamu ga pernah minta ini itu sama Oma, tiap oma kasih uang jajan bahkan duit THR pun kamu menolak. Kali ini harus kamu terima dan kamu jaga ya".
Akhirnya aku menerima pemberian oma tersebut, dan hingga kini masih terjaga rapi.

Oma,, masih tentang Oma..

Sejujurnya ada satu hal yang agak membuatku mencelos dan menangis sesunggukan ketika mendengar berita duka bahwa Oma akhirnya telah pergi..

Layaknya sebuah hutang, aku belum sempat memenuhi permintaan Oma yang sebenarnya sangat sederhana.

Beberapa bulan sebelum meninggal,, oma pernah bilang,
"Dhea, mana calonmu? Kenalin ke Oma, bawa ke rumah. Bella saja yang lebih muda dari kamu sudah ngelangkahin kamu. Tinggal kamu cucu perempuan yang belum menikah".

Tapi karena waktu itu belum yakin sama Abang,, jd cuma bilang,
"Nanti kalo udah waktunya kukenalin kok".

Bahkan,
Dua hari sebelum Oma meninggal,, Oma berpesan, dengan suaranya yang sudah terputus-putus.
"Dhea kumpulin uang. Jangan keasyikan kerja, ayo nikah...".

Ketika itu aku bilang,
"Sekarang aku sudah ada calon Oma, nanti kukenalkan ya, Insyaallah kita akan nikah sebentar lagi, mohon doa restu ya Oma".

Oma lalu menanggapi dengan suaranya yang sudah terputus-putus itu, dan ekspresinya tersenyum
"Kapan? Bulan depan ya!".

Aku juga tersenyum,
"Tidak secepat itu Oma, insyaallah abis lebaran tahun ini".

Seketika ekspresi Oma terlihat sedih, dan bilang "Yah masih lama..".

Dan.. sayang disayang, ternyata ekspresi sedih Oma itu adalah pertanda. Pertanda bahwa ia tahu kalau ia tidak bisa menyaksikan pernikahan cucunya itu.

Oma,, cucu mu ini sebenarnya hanya hitungan beberapa bulan lagi akan menikah... Jujur dalam rencanaku, mau kukenalkan Oma sama Abang paling tidak beberapa minggu sebelum lamaran.
Aku yakin, Oma pasti juga senang sama Abang, Abang orangnya baik, walau keras kepala, tetapi hatinya lembut, ia juga suka melucu, dan Abang sayang sekali sama aku.. Oma pasti cocok ngobrol-ngobrol dengan abang.

Tapi maafin aku oma, ternyata aku ga keburu untuk kenalin ke oma.. maafin aku oma, karena pertama kalinya aku bawa Abang ke rumah oma, justru disaat pemakaman Oma.. :(((((

Anyway,

Kemarin malam, aku mengalami ketukan kecil yang membuatku sedih..
Ketika sedang menyiapkan tahlilan di rumah Oma, Adik papa memberikanku sebuah titipan barang dari Oma untukku.

Ternyata barang ini sudah Oma titipkan dari jauh hari dan menitipkannya ke adik papa. Kata oma, ini untuk Dhea pas pengantinan. Aahh Oma,, Aku janji, pas aku pengantinan akan aku gunakan :')

Jujur,,

Sedih rasanya Oma ga akan bisa nyaksiin pernikahanku, pernikahan yang dinanti-nantiin Oma..
Pernikahan cucu perempuanmu yang menurutmu teralu keasyikan bekerja dan belajar sampai dilangkahi nikah sama adik sepupunya.
Pernikahan yang dimana moment anak lelaki kesayanganmu akhirnya akan menikahkan anak perempuannya..

Sedih rasanya di foto pernikahanku nanti, tidak akan ada foto bersama Oma.
Tidak akan ada kejadian Oma menunjukan foto Aku dan Suamiku dipelaminan kelak, sambil menceritakan tentang kami ke asisten rumah tangga yang merawatmu atau menceritakan ke sanak saudara dan kerabat lainnya...

Tapi Aku ikhlas Oma, karena sekarang Oma sudah mendapatkan tempat terbaiknya...

Oma sangat bersih dan cantik walaupun hanya dengan kain kafan sederhana. Dan bahkan Oma meninggal dengan tersenyum.. Bahkan mampu menutupkan mata dan merapatkan bibir dengan tangannya sendiri serta melipatkan tangannya sendiri,,, Disaksikan oleh segenap keluarga besarnya.

Selamat tidur Oma, doaku dan orang-orang yang menyayangimu akan selalu mengiringimu... :')